TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) didukung oleh pemerintah pusat dan daerah, akan mereaktivasi 4 Jalur KA nonaktif di Jawa Barat. Keempat jalur KA itu adalah rute Cibatu – Garut – Cikajang sepanjang 47,5 km, Rancaekek – Tanjungsari sepanjang 11,5 km, Banjar – Pangandaran – Cijulang sepanjang 82 km, dan Bandung – Ciwidey sepanjang 37,8 km.
Baca: Jokowi: Dulu Charlie Chaplin Naik Kereta ke Garut
Baca Juga:
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia atau KAI, Agus Komarudin mengatakan akan memprioritaskan reaktivasi jalur Cibatu - Garut. "Reaktivasi tahap 1 jalur Cibatu-Garut bisa rampung di akhir 2019," kata Agus saat dihubungi, Ahad, 20 Januari 2019.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan jalur kereta api yang pernah ditumpangi Charlie Chaplin itu akan dihidupkan kembali. "Reativasi jalur kereta sepanjang 18 kilometer ini selain transportasi, juga untuk pengembangan wisata," kata Jokowi dalam akun Instagramnya, Sabtu, 20 Januari 2019.
Dia mengatakan di jalur Cibatu - Garut tahap awal pekerjaan reaktivasi oleh KAI telah dilaksanakan sosialisasi, maping, pekerjaan area di Stasiun Cibatu, persiapan rebuilding Depo Lokomotive atau kereta dan penertiban bangunan yang berada di sepanjang jalur 19, 3 km. Menurut Agus dari total 1.077 bangunan yang perlu ditertibkan, total terdapat 911 kepala keluarga yang akan mendapatkan uang bongkar.
"Sampai dengan 16 Januari 2019, sudah 218 KK atau 23,93 persen yang sudah menerima uang bongkar yang diberikan melalui rekening bank," kata dia.
Setelah menerima uang bongkar, kata Agus, masyarakat secara sukarela membongkar bangunannya sendiri karena mereka menyadari bahwa bangunannya berada diatas aset KAI.
Agus mengatakan untuk alokasi pembiayaan oleh KAI sedang dihitung. "Dan saat ini masih progres penertiban lahan aset KAI yang digunakan oleh warga di sekitar jalur KA," ujarnya.
Menurut Agus, reaktivasi jalur kereta api ini sangat potensial bagi pengembangan wilayah Priangan timur dan tenggara, serta wilayah selatan Jawa Barat. Dia mengatakan skema pendanaan reaktivasi jalur kereta api di wilayah tersebut memang disarankan oleh regulator di danai oleh KAI, namun demikian KAI masih mengevaluasi sumber dana yang harus disiapkan kai. "Dan menunggu arahan atau progress finalisasi bentuk keputusan tersebut dari regulator," ujar dia.
Adapun, kata Agus, jalur yang ditutup pada tahun 1982 ini memiliki rute sepanjang 19,3 km. Dengan reaktivasi rel kereta api, menurut dia, kemacetan di jalan raya dapat dikurangi, terjadi pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilalui kereta api. "Tercipta kemudahan akses ke lokasi wisata, dan hadirnya kepastian waktu dalam distribusi logistik," kata dia.
HENDARTYO HANGGI